Di Duga Kelalaian Petugas, Pasien Meninggal di IGD Puskesmas Torjun

Segenap Aktivis LSM dan Wartawan Saat Mengklarifikasi Insiden dugaan Kelalaian Petugas Kesehatan Puskesmas Kecamatan Torjun, Sampang Yang Mengakibatkan Pasien Usia 9 Tahun Meninggal di IGD setempat, Selasa (25/03/2025)

Dutamasyarakatnews.com,-Sampang – Malang nasib Roisul Ulum, anak laki-laki periang usia 9th dari pasangan Bapak Holis dan Ibu Rukiyeh, warga Desa Dulang Kecamatan Torjun harus tutup usia di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Kecamatan Torjun, Kabupaten Sampang, Senin (24/03/2025) Sore.

Dijelaskan Paman Korban, Abdul Ghani saat ditemui segenap aktifis LSM dan Wartawan mengaku sangat kecewa terhadap pelayanan petugas kesehatan di Puskesmas Torjun.

Kepala Puskesmas Kecamatan Torjun, dr. Budi, S.W bersama Segenap Bawahannya Saat Menemui Segenap Aktivis LSM dan Wartawan terkait Klarifikasi Insiden Pasien Meninggal di IGD setempat.

Diceritakan, senin sore pihaknya bersama keluarga korban, almarhum Roisul Ulum (9th) membawanya ke Puskesmas Torjun guna mendapat pertolongan medis, usai korban mengalami kecelakaan di halaman rumahnya, akibat bermain seperti biasanya dengan teman-teman kampung.

Namun, sampai di Puskesmas Torjun sekitar pukul 16.24 Wib, pihaknya tidak menemukan petugas yang berjaga, suasana Puskesmas lengang sepi tidak ada seorangpun petugas ataupun satpam yang berjaga, setelah mencari ke setiap ruangan sambil teriak, baru ketemu satu petugas yang kesannya kurang respon.

Dan sekitar pukul 16.34 wib, sesuai data di CCTV yang ada, baru dilayani medis oleh seorang petugas. Dimana hasilnya, korban sudah tidak bernyawa, sehingga kembali dibawa pulang kerumah duka.

Menyikapi hal tersebut, sedikitnya sembilan (9) aktifis LSM dan Wartawan Sampang, mencoba mengklarifikasi Pihak Puskesmas Torjun, pada selasa (25/03/2025) siang.

Ditemui Kepala Puskesmas, dr. Budi, S.W dan segenap bawahannya, antaranya Farid Bobi, Irwan Sutanto, Chairul Umam sebagai perawat dan KTU Puskesmas, problem dugaan kelalaian petugas mulai terpecahkan.

Dijelaskan dr. Budi, pihaknya secara pribadi dan Institusi memohon maaf, dan mengaku kinerja jajarannya sudah sesuai ketentuan, meski banyak kekurangan.

Dijelaskan, waktu kejadian hal tersebut, Puskesmas hanya memiliki petugas yang terbatas, yaitu dua orang petugas, dimana satu diantaranya ditugaskan mendadak ke Posko Arus Mudik lebaran di Kecamatan Jrengik. Sementara sisa satu petugas yang berjaga, saat itu sedang merawat satu pasien di ruang inap, dengan mengganti Infus dan melayani makanan Pasien.

Sementara saat korban dimaksud tidak lebih sepuluh menit di ruang IGD, dalam kondisi di mungkinkan sangat kritis, dimana saat diperiksa, sudah dalam tidak bernyawa.

Baik denyut nadi dan jantung yang berhenti, kondisi mata dan ciri-ciri lainya saat diperiksa sudah tidak ada harapan. Dengan menyesal dan turut belasungkawa, Budi mengaku sudah berupaya memberikan pelayanan terbaik dari seluruh jajarannya di Puskesmas Torjun.

Bahkan, Budi mengaku bersama jajarannya berencana akan melayat kerumah duka, paparnya.

Sementara Nur Hasan, ketua Forum Sampang (Forsa) Hebat di hadapan dr. Budi dan Bawahannya mengecam keras dugaan kelalaian pihak Puskesmas, sehingga korban meninggal dunia, tanpa adanya perawatan medis.

Hasan berharap, Puskesmas mengevaluasi kinerja setiap bawahannya, baik secara SDM maupun ketersediaan Alat Kesehatan, dengan harapan tidak kembali terjadi insiden tersebut di kemudian hari.

“Ingat, pelayanan Pasien ini rawan dengan nyawa, sehingga perlu disikapi serius kinerja yang lebih Profesional dan penuh tanggung jawab” pungkasnya.

Sempat tegang kehadiran Segenap Aktivis LSM dan Wartawan Sampang, Di Puskesmas Kecamatan Torjun terkait insiden meninggalnya Pasien Usia 9 Tahun di IGD setempat, pada Senin (24/03/2025)

Sementara KTU Puskesmas Torjun, Irwan Sutanto dengan rinci menjelaskan keterbatasan banyak hal di Pelayanan Puskesmas, menurutnya dari ketersediaan dokter yang hanya ada 3 dokter yang seharusnya minimal terdapat 6 sampai 7 dokter, dan ketersediaan 10 perawat ASN yang mana seharusnya dibutuhkan 20 perawat, hingga petugas keamanan yang diakui tidak punya, menjadi masalah serius selama ini.

Pihaknya mengaku sering meminta dipenuhi, dengan melaporkan ke Pemerintah Kabupaten Sampang. Bahkan tidak hanya SDM, baik Alat Kesehatan dan fasilitas lainnya masih dirasa kurang, antaranya bed atau kasur pasien yang hanya terdapat delapan (8) kasur berharap segera diperhatikan dan dipenuhi, paparnya.(Man)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *